Search

Loading

Rabu, 09 November 2011

Indahnya Persahabatan Hilang dengan Tusukan

 Sing Mbaurekso Gubug

April 17, 2010

Persahabatan memang sangat indah, banyak terdapat kenangan indah di dalamnya. Sahabat juga sangat berharga, hidup tanpa sahabat mungkin rasanya seperti hidup di perahu kecil yang terapung di tengah lautan. Memiliki banyak sahabat memudahkan kita untuk menyelesaikan tugas maupun meringankan beban. Tak terkecuali sahabat-sahabat Gubug Reyot tercinta. :D
Lalu bagaimana saat seorang sahabat yang benar-benar kita percaya tiba-tiba tega menghinanati kita? Apa yang mas ngganteng rasakan kalau itu terjadi sama mas? Saat kita sudah percaya penuh dengannya, saat kita sudah merasa banyak terbantu dan membantunya, esoknya tanpa sadar dia menusuk kita dari belakang.

Saya mau curhat, jujur saya baru kehilangan seorang sahabat, oh bukan, dia saya anggap seorang saudara sendiri. Dia adalah seorang yang saya kenal sejak lama, sudah tiga tahun kami berteman. Saya pernah ke rumahnya, walau kami tinggal di beda kota. Banyak hal-hal menarik yang telah menjadi kenangan. Saling membantu, saling mengingatkan, saling memberi informasi, pokoknya banyak buanget.
Namun saya ndak sadar tentang sifat dasarnya, yang tega membunuh demi sedikit uang dan keuntungan pribadi. Bukan membunuh beneran lo mas, disini maksudnya membunuh persahabatan. Saya harusnya tahu sejak dulu tentang sifatnya ini, sebagai seorang sahabat kita harus tahu kan sifat-sifat masing-masing?
Tapi memang khilaf saya, saya memberitahu sebuah program internet yang bsia menghasilkan uang dengan mudah kepadanya sekaligus triknya agar lebih mudah. Saya memberitahu kepada dua orang sahabat, namun salah seorang sahabat saudara saya itu mungkin sedang membutuhkan uang. Jadi tanpa pikir panjang, dia merebut begitu saja rejeki yang seharusnya milik saya.
Saya ndak marah, bener saya ndak marah. Seandainya dia mau jujur sejak awal kalau butuh uang. Seandainya dia ngomong langsung sama saya sejak awal. Namun kasus disini, dia memuji-muji saya, “MANTAF!!” begitu katanya di depan saya. Saya senang, karena dia juga senang mau mendapat uang. Namun setelah akan mendapat bayaran, saya bingung kenapa bayaran saya kok tidak masuk-masuk juga. Padahal sudah jelas saya akan mendapat uang dari bisnis tersebut. Jumlahnya tidak besar, hanya Rp. 290.000,-
Setelah saya tanya ke dia (tanpa sadar kalau dia telah mencuri), “gimana bayaranmu? Dah dapat berapa?”. Kemudian dia jawab, “200an”. Saya tanya lagi, “darimana?”. Nah pertanyaan ini agak sulit dia jawab. Dia nggerundel alias ndak enak sama saya dan ndak berani liat mata saya. Kemudian dia ngomong sekenanya kalo ngambil rejeki saya dan merasa ndak bersalah sama sekali di depan saya. Masya Allah, kok ada orang seperti dia di dunia ini. Sudah dibantu kok tega menusuk dari belakang…
Setelah itu saya meninggalkannya begitu saja dan menulis status di facebook yang berisi kekecewaan terhadap seorang sahabat. Namun apa yang terjadi?? Saya sungguh tidak menyangka, dia malah menjelekkan saya secara tidak langsung. Katanya saya kurang kerja keras!! Padahal dia tahu, siapa yang membimbing dia, siapa yang memberitahu dia rejeki itu, siapa yang selama ini membantunya saat dia mengalami kesulitan dengan blognya. Dia mungkin tidak berfikir sampai kesitu. Namun saya berdoa agar dia tidak dibutakan harta, dan segera mendapat pencerahan dari dirinya sendiri.
Sampai saat ini, saya tidak menganggapnya lagi sebagai seorang sahabat, teman, atau saudara. Saya menganggapnya tidak ada meskipun kami masih tinggal satu kost. Saya ingin dia sadar sendiri, betapa uang itu bukan segalanya. Betapa sahabat itu jauh lebih berharga daripada berapapun jumlah uang.
Pesan saya pada mbak cantik dan mas ngganteng, tanyakan pada hati sampeyan masing-masing. “Apakah saya pernah mengkhianati atau menyakiti sahabat saya? Sahabat yang sering memuji saya? Sahabat setia saya? Meskipun hanya sepatah kata saya menyakitinya?”. Jawablah dengan jujur pertanyaan tersebut, kalau sampeyan pernah melakukannya, segeralah minta maaf dan jangan mengatasnamakan gengsi dan harta diatas segalanya.
Semoga pengalaman saya ini menjadi suatu pembelajaran dalam kehidupan bermasyarakat nantinya. Bahwa ada orang yang tega menyakiti saudaranya sendiri hanya karena uang. Padahal sahabat tidak bisa dibeli dengan uang. Wallahu’alam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar